BANJARNEGARA – Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara melaksanakan kegiatan Fasilitasi Penyusunan Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Stunting. Kegiatan difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yang dilaksanakan di Aula Ayam Sako Banjarnegara, Selasa (9/5/2023).
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, Dr. Sulsityowati, M.Kes mengatakan, bahwa Pemerintah Kabupaten telah menetapkan Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 24 Tahun 2023 tanggal 23 Maret Tahun 2023, tentang Startegi Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pencegahan Stunting.
“Stunting tidak hanya selesai ketika dikasih Pemberian Makan Tambahan (PMT), karena permasalahan stunting tidak hanya kekurangan gizi, bisa juga masalah budaya, kemiskinan dan pola asuh. Hal tersebut yang harus kita masuki, perlu kita komunikasikan, sehingga kita perlu strategi komunikasi untuk penurunan stunting,” kata dr Sulis.
Dengan adanya dokumen strategi komunikasi perubahan perilaku dalam pencegahan stunting ini, tambah dr Sulis, semua masyarakat bisa tahu bahwa Pemerintah Kabupaten memang sungguh-sungguh ingin menurunkan angka stunting di Banjarnegara.
Target penurunan angka stunting oleh pemerintah pusat tahun 2024 sebesaar 14 persen. Angka stunting di Kabupaten Banjarnegara untuk tahun 2021 sebesar 23,3 persen berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), kemudian Tahun 2022 turun sebesar 1,1 persen jadi 22,2 persen.
“Sehingga kalau mau merujuk hasil SSGI 22,2 persen, nanti tahun 2024 menjadi 14 persen targetnya masih harus dikejar, karena seharusnya setiap tahun turun 3 persen, tapi kita kemarin yang hasil SSGI cuma 1,1 persen,” sambungnya.
Sedangkan menurut hasil aplikasi e-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) angka stunting Kabupaten Banjarnegara tahun 2022 sebesar 18,7 persen turun sebesar 4,4 persen.
Dr Sulis berharap bahwa untuk menurunkan angka stunting membutuhkan kerjasama dari lintas sektor Organisasi Perangkat Daerah (OPD), organisasi masyarakat, organisasi profesi untuk bergerak bersama.
Posisi Kabupaten Banjarnegara sekarang di rea 17 persen, ini belum akhir tahun kami berharap tahun ini bisa 16 persen sehingga tahun 2024 menjadi 14 persen. Jadi mohon bantuan kerjasama semua pihak dalam rangka penurunan stunting sesuai dengan peran untuk mengeroyok penurunan stunting,” harapnya.
Menurutnya, Kabupaten Banjarnegara telah mebuat desa-desa lokus stunting yang disinkronkan dengan data desa kemiskinan ekstrem. Untuk tahun 2023 ada sebanyak 30 desa lokus stunting sedangkan untuk tahun 2024 sebanyak 31 desa lokus stunting.
Sementara itu, Anhar Arif dari Baperlitbang Kabupaten Banjarnegara selaku salah satu narasumber menambahkan bahwa penentuan desa lokus stunting berdasarkan prevalensi stunting, cakupan layanan, perkawinan anak dan desa zona merah (kemiskinan).
Pada kesempatan yang sama Budi Kristianto, SKM, MM narasumber dari Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI) Jawa Tengah menyampaikan bahwa tujuan strategi komunikasi perubahan perilaku dalam pencegahan stunting adalah meningkatkan kesdaran public dan mengubah perilaku kunci yang berpengaruh pada faktor risiko stunting. *** (kominfo_eko/mjp).
0 Komentar