BANJARNCGARA – Yayasan Dian Dharma Kabupaten Banjarnegara menggelar Workshop Implementasi Pendidikan Karakter dan Pendidikan Abad 21, bagi Kepala Sekolah dan guru TK Pertiwi se-Kabupaten Banjarnegara.
Workshop digelar Selasa hingga Kamis (11-13 Juli 2023) di Sasana Bakti Praja, diikuti 152 baik KS maupun guru TK Pertiwi.
Untuk narasumber menghadirkan Rusmanto, S.Pd.I, Ketua HIMPAUDI Provinsi Jawa Tengah, dengan materi utama Pendidikan Karakter untuk Anak Usia Dini.
Ketua Yayasan Dian Dharma Kabupaten Banjarnegara, Ny. Hj. Sri Rejeki, SE mengatakan, materi pelatihan meliputi : teori, diskusi, praktik dan tugas. Untuk materi disampaikan tanggal 11 dan 12 Juli, sedang tugas mandiri pada 13 Juli 2023.
Sri Rejeki menjelaskan, pelatihan ini bertujuan membekali KS dan guru dalam implementasi kurikulum merdeka, lebih khususnya lagi tentang pendidikan karakter dimana anak-anak sekarang banyak yang luntur karakternya.
“Anak-anak sekarang kurang memahami unggah-ungguh atau sopan santun dan kurang mcmahami kepentingan orang lain. Untuk itulah di TK Pertiwi kami harapkan bisa menerapkan sembilan pilar karakter,” ujar istri Sekda Banjarnegara, Drs Indarto M.Si menandaskan.
Adapun 9 karakter yang dimaksud adalah : Cinta Tuhan dan segenap ciptaannya, Mandiri disiplin dan tanggung jawab, Jujur amanah dan berkata bijak, Hormat santun dan pendengar yang baik, Dermawan suka menolong dan kerja sama, Percaya diri kreatif dan pantang menyerah, Pemimpin yang baik dan adil, Baik dan rendah hati, serta toleran cinta damai dan bersatu.
Sementara itu Rusmanto S.Pd I, selaku narasumber mengajak peserta baik Kepala Sekolah maupun guru untuk mengelola sekolah mulai dari perencanaan, program kerja sekolah, pendayagunaan SDM, ataupun sarana prasarana dengan baik, guna menciptakan suasana belajar yang nyaman dan ramah bagi setiap anak didik.
Rusmanto juga mengingatkan, bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Maka materi belajar dan suasana pembelajaran harus menyenangkan bagi anak. Untuk guru, juga harus paham gaya belajar anak antara lain : gaya visual (melihat), gaya auditory (mendengar), dan kinestetik (belajar dengan cara melakukan).
“Jadi intinya bermain seraya belajar. Karena bermainnya anak adalah belajar. Bermainnya anak adalah bekerja. Karena dunianya anak adalah dunia bermain. Lewat bermain itulah anak sedang membangun pengalamannya. Nah untuk mengetahui gaya belajar anak, itu diperlukan asesmen awal dalam kurikulum merdeka,” pesannya.
Salah seorang peserta, Supeno, guru TK Pertiwi Jembangan Kecamatan Punggelan merasa senang mengikuti workshop, karena menambah wawasan dalam mendidik anak di abad 21 yang kental dengan kemajuan teknologi ini. Dia bersama seluruh peserta aktif mengikuti praktik di kelas.
Dalam kesempatan itu Yayasan Dian Dharma juga memberikan bantuan Alat Peraga Edukasi (APE) dalam sebanyak 60 paket APE dalam untuk TK Pertiwi.* (kominfo_mjp/gas).
0 Komentar