BANJARNEGARA- Ada nuansa baru yang dilakukan pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) di Kabupaten Banjarnegara, yakni dengan diselenggarakannya silaturahmi kebangsaan. Jika pada tahun-tahun yang lalu setelah upacara pengibaran bendera, para Forkompimda beserta Kepala OPD melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan, tetapi pada tahun ini dimulai dengan kegiatan yang baru.
Hal itu dikatakan oleh Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Drs. Sila Satriana, M.Si pada saat memberikan pengantar pada acara silaturahmi kebangsaan dalam rangka peringatan HUT Ke-78 Kemerdekaan RI di Pendapa Dipayuda Adigraha, pada Kamis (17/08/2023).
“Di acara silaturahmi kebangsaan ini, kita akan bersama-sama mendengarkan cerita historis pelaku kebangsaan yang telah berjuang mempertahakan kemerdekaan,” jelasnya.
Silaturahmi ini, lanjutnya, merupakan kegiatan flashback dalam rangka untuk menguatkan semangat perjuangan yang dahulu kala dilaksanakan oleh para pejuang veteran, sekaligus untuk mengambil semangat perjuangan itu dalam membangun Indonesia demi menuju Indonesia Emas pada tahun 2045.
“Mudah-mudahan dengan silaturahmi kebangsaan ini, kita bisa bersama-sama mengisi kemerdekaan itu dengan optimalisasi sumbangsih diri kita kepada pemerintah dan masyarakat yang ada di Banjarnegara,” harapnya.
Lettu Purn. Sugirwo yang merupakan purnawirawan TNI sejak tahun 1988 itu berkesempatan untuk menceritakan kisah heroiknya selama masa penjajahan Belanda di Banjarnegara.
Diceritakan bahwa, dahulu beliau tinggal di Desa Winong Kecamatan Bawang. Beliau tergabung dalam pasukan gerilya di bawah pimpinan Kapten Yasir Hadi Broto yang bertempat di Wanadri (dari Kecamatan Bawang arah selatan).
Pada saat itu, pasukan tinggal di rumah-rumah masyarakat yang ada di Pedesaan. Pasukan banyak mendapat bantuan dari masyarakat dalam melawan penjajahan Belanda, mulai dari makanan hingga bambu runcing yang telah diberikan mantra.
“Para pasukan membuat lubang-lubang di jalan yang dilewati kendaraan konvoi Belanda, sehingga berhasil. Namun demikian Belanda membabi buta terhadap penduduk yang tinggal di sekitar lubang, masyarakat khawatir sehingga kalo dengar akan ada konvoi dari Belanda, masyarakat sekitar lobang-lobang lari menuju tempat-tempat yang dipandang aman yaitu di pinggir-pinggir kali besar, sehingga penjajah tidak bisa melacak keadaan kita dan pada sore hari baru pulang bertemu keluarga,” tutur beliau yang tahun ini memasuki usia 84 tahun.
Selama Lettu Purn. Sugirwo tergabung dalam pasukan gerilya, diceritakan bahwa pernah terjadi baku tembak antara pasukan gerilya dengan penjajah Belanda di Kecamatan Bawang, dan ada satu pahlawan yang gugur terkena tembakan adalah Pratu Slamet.
“Pada zaman dulu, senjata kita masih sangat sederhana, adanya senjata L-E (read:lee-enfield) dan bamboo runcing yang sudah diberi jaba mantra,” jelasnya.
Lettu Purn. Sugirwo mengakhiri kisahnya dengan pengabdiannya menjadi Kepala Danramil dan kegiatannya selama menjadi Purnawirawan TNI.
Silaturahmi kebangsaan juga dihadiri oleh mantan Bupati Banjarnegara periode 2011-2016, H. Sutedjo Slamet Utomo, Ikatan Purnapaskibra Banjarnegara, dan para veteran perjuangan di Kabupaten Banjarnegara. Usai silaturahmi kebangsaan, para undangan yang hadir secara bersama-sama menyaksikan detik-detik proklamasi yang disiarkan secara langsung dari Istana Merdeka.
Acara diakhiri dengan ramah tamah dan pemberian tali asih dari Pemerintah Kabupaten Banjarnegara kepada 27 veteran perjuangan yang ada di Banjarnegara.*(timkominfo)
0 Komentar